Baja atau besi ingot, pada umumnya
masih memerlukakan pengerjaan lanjut, yakni untuk membentuk nya menjadi benda
yang lebih bermanfaat atau disebut benda siap pakai. Bila ingot sudah dingin
(suhu kamar), maka akan sulit untuk membentuk nya secara mekanis, menjadi
lembaran, batang, atau profil. Ingot yang masih panas, jauh lebih mudah untuk
dibentuk (walaupun lebih mungkin timbul pengaruh negatif), baik melalui proses
penempaan, pres, tekan, giling atau ekstrusi.
Umum nya untuk
menghindarkan pengaruh negatif yang mungkin terjadi pada pengerjaan dengan suhu
tinggi, maka kebanyakan logam ferrous dibentuk lebih lanjut melalui pengerjaan
dingin atau penyelesaian dingin, agar dengan demikian diperoleh penyelesaian
permukaan yang halus, keakurasian dimensi dan peningkatan sifat-sifat mekanik
bahan.
Proses penempaan, adalah
salah satu proses pengerjaan panas yang sudah dikenal orang sejak dahulu kala,
yang walaupun dewasa ini telah mengalami kemajuan teknologi yang signifikan,
namun prinsip dasar nya masih tetap sama.
11.1. DEFORMASI PLASTIS
Ada terdapat 2 (dua) jenis
pengerjaan mekanik, dimana logam mengalami deformasi plastik dan perubahan
bentuk, yakni:
a). pengerjaan panas
b). pengerjaan dingin
Walaupun dikatakan ada dua
jenis, namun dari sudut pandang metalurgis, perbedaan antara pengerjaan panas
dan pengerjaan dingin, sangat sulit untuk di definisikan.
Pada pengerjaan panas,
gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih kecil, sementara itu, perubahan
sifat mekanik tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada pengerjaan dingin,
diperlukan gaya yang lebih besar, akan tetapi kekuatan logam tersebut dapat
meningkat dengan signifikan.
Suhu rekristalisasi,
merupakan salah satu indikator untuk menentukan batas antara pengerjaan panas
dan pengerjaan dingin, dimana untuk pengerjaan panas logam, dilakukan diatas
suhu rekristalisasi atau disebut juga diatas daerah pengerasan kerja. Sementara
itu, pengerjaan dingin dilakukan dibawah suhu rekristalisasi, bahkan sering
dilakukan pada suhu kamar (ambiance temperature), sebagai contoh: suhu
rekristalisasi baja berkisar antara 500 °C sampai dengan 700 °C., namun untuk pengerjaan
panas, sering dilakukan diatas suhu tersebut. Pengerasan kerja sesungguhnya
baru akan terjadi, ketika batas bawah daerah rekristalisasi tersebut di capai.
Beberapa jenis logam bukan
besi, seperti timah hitam atau timah putih, mempunyai daerah rekristalisasi
yang rendah, sehingga pengerjaan pada suhu kamar pun dapat di anggap sebagai
pengerjaan panas. Daerah pengerasan kerja, pada prinsipnya dipengaruhi oleh
komposisi paduan nya, khususnya pada suhu rekristalisasi, sementara itu, daerah
pengerasan kerja, juga tergantung pada pengerjaan dingin yang mungkin telah
pernah dilakukan sebelum nya pada logam yang ditinjau.
Perlu juga diketahui,
bahwa selama operasi pengerjaan panas, logam berada dalam keadaan plastis,
sehingga mudah untuk dibentuk dengan tekanan.
Dibawah ini dapat dilihat
beberapa keuntungan-keuntungan akibat pengerjaan panas, yakni:
a. Logam ingot setelah
dicor, umumnya mengandung banyak lubang-lubang hembus yang kecil-kecil.
Lubang-lubang tersebut (porosity) dapat
hilang oleh karena pengaruh tekanan kerja yang tinggi.
b. Butir-butir kristal yang kasar atau berbentuk
kolom, dapat diperhalus, sebab hal ini berlangsung di
daerah rekristalisasi. Pengerjaan panas
terus berlangsung, sampai batas
bawahnya tercapai dan
akhir nya
menghasilkan struktur dengasn butir-butir yang halus.
c. Sifat-sifat
fisis logam akan
meningkat, sebab terjadi penghalusan butir-butir
struktur. Keuletan
dan
ketahanan terhadap impak meningkat, kekuatan juga bertambah dan homogenitas
dalam logam
juga
meningkat.
d. Dalam keadaan
plastis, jumlah energi yang
dibutuhkan untuk mengubah bentuk
baja, jauh lebih
rendah dibandingkan dengan energi yang
dibutuhkan pada pengerjaan dingin.
Walaupun terlihat ada
banyak keunggulan dengan proses pengerjaan panas ini, namun segi-segi negatif
yang dapat ditimbulkan nya, juga tidak kurang banyak nya, antara lain:
a. Akan dapat terjadi
oksidasi yang dapat merugikan logam tersebut
b. Akan terjadi
pembentukan “kerak” pada
permukaan logam, sehingga tidak
dapat dipertahankan
toleransi yang ketat.
c. Peralatan dan
perkakas pengerjaan panas
serta biaya pemeliharaan
nya cukup tinggi.
Namun
demikian, masih tetap lebih ekonomis
melakukan pengerjaan panas dari pada pengerjaan dingin.
Ada dikenal istilah pada
pengerjaan panas, yakni: “penyelesaian panas”, hal ini terutama digunakan untuk
batang baja, plat baja atau bentuk profil dalam keadaan “as rolled” setelah
pengerjaan panas.
Ada banyak jenis proses
utama pengerjaan panas logam yang umum dilakukan, antara lain:
1. Pengerolan (Rolling)
2. Penempaan (Forging),
yakni: - penempaan palu
- penempaan timpa
- penempaan upset
- penempaan tekan
(pres)
- penempaan rol
- penempaan dingin
3. Ekstrusi
4. Pembuatan pipa dan
tabung
5. Penarikan
6. Pemutaran panas dan
Cara khusus.
11.1.a. Proses Pengerolan (Rolling)
Baja ingot yang tidak dilebur
kembali atau dituang kedalam cetakan, dapat diubah bentuk nya kedalam dua
tahap, yakni: a. Pengerolan baja menjadi barang setengah jadi
b. Pemrosesan
selanjut nya
Proses pengerolan baja akan menghasilkan
barang “setengah jadi”, yang disebut dengan: “bloom”, “bilet” dan
“slab”.
Dari bloom, bilet dan slab
ini, bisa dihasilkan: plat, lembaran, batangan, profil, lembaran tipis atau
disebut “foil”.
Tidak semua bja batangan
siap untuk di rol, diperlukan beberapa syarat. Untuk mendapat kan bahan yang
siap di rol, maka perhatikan tahapan-tahapan berikut ini:
Baja cair dimasukkan ke dalam
cetakan ingot di diamkan, hingga
mencapai “proses solidifikasi” lengkap (± 700 °C) dikeluarkan ingot dimasukkan ke
dalam dapur gas (pit rendam) dibiarkan beberapa
saat hingga mencapai suhu ± 1200 °C ingot siap untuk di giling (rolling).
¨ Ukuran
- Bloom : minimal (150 x 150) mm
- Billet : bloom dan bentuk nya
persegi; (40 x 40) mm s/d (150 x 150) mm
- Bloom dan bilet bila di
giling, akan menghasil kan slab, dengan
lebar minimal 250 mm dan
tebal minimal 40 mm ( L ± 3 x t ).
- Sebagai contoh: plat,
setrip tipis, dihasilkan dari slab yang di rol.
¨ Efek pengerjaan panas.
Salah satu efek operasi
pengerjaan panas ini adalah: penghalusan butir-butir, yang disebabkan oleh
proses “rekristalisasi” (lihat gambar diatas).
Akibat penggilingan, maka
terlihat struktur butir yang tadinya kasar, menjadi lonjong dan memanjang dan
karena temperatur masih tinggi, maka terjadilah rekristalisasi yang ditandai oleh mulai terbentuk nya
butir-butir yang halus.
Ketebalan benda kerja akan
mengalami deformasi yang besar, sementara lebar nya hanya bertambah sedikit.
Temperatur benda kerja,
harus di usahakan seragam selama operasi penge-rol-an, sebab hal ini sangat
berpengaruh terhadap aliran logam dan “plastisitas” nya.
Catatan:
a). Lihat gambar, Busur AB
dan A’B’, merupakan daerah kontak benda kerja dengan roller.
=
Beberapa contoh kecepatan mesin rol yang
di anjurkan, misal nya:
-
Untuk bahan-bahan lunak = 5
-
Untuk bahan-bahan logam yang lebar = 10
-
Untuk batang kawat baja = 12
b). Mesin rolling,
biasanya dapat berputar bulak-balik, karena untuk menghasilkan benda akhir
sering sekali diperlukan proses penggilingan yang ber ulang-ulang (pas).
11.1.b. Proses Penempaan
¨ Penempaan Palu
Untuk melkukan proses penempaan,
logam terlebih dahulu dipanaskan, kemudian ditempa dengan mesin tempa uap diantara
perkakas tangan dan die datar. Penempaan tangan yang dilakukan oleh se orang
pandai besi, dikenal sebagai proses penempaan yang paling tua, kekurangan nya
adalah: tidak dapat diperoleh ketelitian yang tinggi dan untuk benda-benda
kerja dengan bentuk yang rumit, umum nya tidak dapat dilakukan.
Mesin tempa ringan,
mempunyai rangka terbuka atau rangka yang sederhana, sedangkan untuk rangka
majemuk, biasanya digunakan untuk menempa benda-benda yang lebih besar dan
berbobot cukup berat.
Dibawah ini dapat dilihat
gambar mesin tempa dengan rangka terbuka:
Mesin tempa diatas,
menggunakan tenaga dari uap, sehingga disebut juga mesin tempa uap.
Besarnya gaya tempa, dapat
diatur oleh seorang operator, sedangkan untuk meng-operasikan mesin tersebut,
diperlukan suatu keakhlian khusus.
¨ Penempaan Timpa
Penempaan palu dan
penempan timpa, hanya dibedakan pada die yang digunakan, untuk penempaan timpa, dipergunakan die tertutup, dimana benda kerja
terbentuk akibat impak atau tekanan yang memaksa logam dalam keadaan panas dan
plastis, memenuhi seluruh rongga cetakan (mengisi bentuk dari die yang
digunakan). Prinsip kerja nya, dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini:
Pada operasi ini, ada
aliran logam di dalam die yang disebabkan oleh adanya gaya timpaan yang
berlangsung bertubi-tubi. Untuk mengatur aliran logam selama proses timpaan
berlangsung, maka operasi ini dibagi atas beberapa langkah, dimana setiap
langkah, akan merubah bentuk benda kerja secara bertahap, dengan demikian
aliran aliran logam dapat diatur sampai benda karja nya terbentuk dengan baik.
Banyak nya langkah, tergantung pada ukuran dan bentuk benda kerja, kwalitas
tempa logam dan toleransi yang dituntut/dipersyaratkan, namun biasanya untuk
benda kerja yang bentuk nya rumit, diperlukan tahap penempaan terlebih dahulu.
Beberapa jenis logam
dengan suhu penempaan nya, dapat dilihat dibawah ini.
- Baja = 1100 °C s/d 1250 °C
- Tembaga dan paduan
nya = 750 °C s/d 925 °C
- Magnesium = 315 °C
- Aluminium = 370 °C s/d 450 °C
Benda tempa yang
menggunakan die tertutup, biasanya mempunyai bobot antara beberapa gram sampai
dengan sekitar 10 ton.
Penempaan jenis ini banyak
digunakan pada industri perkakas tangan, gunting, sendok-garpu, suku cadang
kendaraan bermotor dan bagian-bagian pesawat terbang.
Keuntungan operasi
penempaan adalah:
- struktur kristal yang
halus
- tertutup nya
lubang-lubang
- waktu pengerjaan relatif
singkat
- meningkatnya sifat-sifat
fisis tertentu dari logam.
Kerugian operasi penempaan
adalah:
- dapat timbul
“kerak-kerak” pada permukaan logam
- harga die cukup mahal,
sehingga tidak ekonomis untuk pengerjaan dengan jumlah terbatas.
Keunggulan die tertutup
dibandingkan dengan panempaan menggunakan die terbuka adalah:
- praktis tidak ada bahan
yang terbuang
- kapasitas produksi lebih
banyak dan tidak memerlukan operator dengan keakhlian khusus.
Logam-logam yang sering
ditempa adalah:
- baja karbon
- baja paduan
- besi tempa
- tembaga
- paduan aluminium
- paduan magnesium
¨ Penempaan Upset
Pada penempaan ini, batang
berpenampang rata, dijepit di dalam die dan ujung yang dipanaskan ditekan
sedemikian rupa sehingga mengalami perubahan bentuk permanen. Hal ini dapat
dilihat pada gambar ilustrasi dibawah ini:
Biasanya panjang dari
benda upset, bisa 2 sampai 3 kali diameter benda, hal ini untuk menghindarkan bengkok
nya benda kerja, dan umum nya benda hasil penempaan upset ini tidak perlu
dibersihkan (dipangkas) lagi. Sebenarnya, mesin penempaan upset merupakan
pangembangan design dari mesin tempa pembuat kepala palu (martil) dan kepala
baut pada opersi pengerjaan dingin.
Melubangi benda tempa
secara progresif sering dilakukan dengan menggunakan mesin tempa upset ini,
misal nya: untuk membuat selongsong peluru artleri atau silinder mesin radial.
Urutan operasi pengerjaan untuk menghasilkan benda tempa silinder, dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Potongan bahan bulat
dengan panjang tertentu, dipanaskan sampai mencapai suhu tempa nya, dan untuk
memudahkan operasi, maka batang pembawa ditekankan pada ujung sisi yang satu.
Bahan awal ditekan dan secara progresif dilubangi, sehingga menghasilkan bentuk
tabung. Pada tahap akhir, pelubang berujung tirus melebarkan dan meregang logam
sampai ke ujung die, kemudian batang pem bawa dilepaskan dan benda tempa
dikeluarkan dari cetakan.
Selain untuk upset, die
dapat juga digunakan untuk menusuk, melubangi, pemangkasan atau ekstrusi. Untuk
produksi massal, telah diciptakan mesin tempa upset kontinu, dimana benda awal
yang berupa poros, dipanaskan secara induksi, diumpankan ke dalam rongga,
sehingga dapat dihasilkan benda panjang berpenampang tetap.
¨ Penempaan Tekan
Pada penempaan tekan, deformasi
plastik logam melalui penekanan berlangsung dengan lambat, namun penekanan
mengenai secara merata pada benda kerja, termasuk bagian tengah nya.
Mesin tekan vertikal dapat
digerakkan secara mekanik maupun hidrolik, biasanya yang mekanik lebih cepat
dan dapat menghasilkan gaya antara N sampai N, sedangkan tekanan yang diperlukan untuk membentuk baja
(misalnya) pada suhu tempa adalah bervariasi antara 20 MPa hingga 190 MPa dan untuk
benda yang besar, sering dibutuhkan pembenturan berkali-kali. Sedangkan untuk
benda yang kecil, hanya memerlukan langkah pembenturan satu kali saja dan umum
nya, tekanan maksimum diberikan pada langkah akhir, untuk memaksa dan membentuk
logam.
Karena paduan tembaga
mempunyai mampu alir yang baik, maka benda kerja tembaga dapat dibuat tirus
yang lebih kecil dibandingkan dengan baja, hal ini berarti juga untuk paduan
tembaga, bentuk benda nya dapat dibuat yang lebih rumit.
Reduksi dari benda kerja
berlangsung jauh lebih cepat, oleh karena itu biaya operasi dapat lebih murah.
Umumnya mesin tempa tekan berbentuk simetris dengan permukaan die yang halus,
sehingga toleransi nya lebih ketat. Keunggulan mesin tempa tekan ini adalah
dapat digunakan untuk menepatkan dimensi suatu benda kerja yang diproduksi oleh
mesin lain.
¨ Penempaan Rol
Mesin tempa rol biasanya digunakan
untuk mengecilkan suatu penampang batang bulat yang pendek atau membentuknya
menjadi tirus. Misalkan dinginkan benda seperti terlihat pada gambar dibawah
ini, yakni suatu batang dimana diameter nya tidak seragam, dibagian tengah dari
batang mempunyai diameter lebih kecil dari diameter di ujung-ujung nya.
Bila mesin rol berada
dalam posisi terbuka, maka operator akan menempatkan batang yang dipanas kan
diantara rol-rol nya, seperti terlihat pada gambar. Ketika rol berputar, batang
dijepit oleh alur rol dan didorong kearah operator, bila rol terbuka, batang
didorong kembali dan digiling lagi, atau dipindah kan ke alur rol berikutnya
untuk langkah selanjutnya. Agar lebih jelas, lihat gambar berikut:
Dengan memutar batang
sebesar 90° untuk setiap langkah
(pas), maka umum nya tidak akan terbentuk sirip (sirip ini perlu dibersihkan
kemudian).
Mesin tempa rol ini juga
dapat digunakan untuk membuat ban logam, namun mesin rol nya harus
dimodifikasi, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar menunjukkan suatu
benda awal tempa yang kasar, dapat dibentuk menjadi roda yang licin dengan
menggunakan rol-rol lain nya, yang dipasangkan disekeliling roda tersebut. Bila
roda berputar maka diameter benda ber angsur-angsur bertambah besar, sedangkan
pelat dan rim nya makin tipis, setelah sesuai dimensi, maka benda dipindah ke
mesin lain nya untuk proses pembentukan akhir.
Mesin jenis ini biasanya
digunakan untuk membuat:
- gandar kendaraan
bermotor
- sudu baling-baling
pesawat terbang, turbin
- linggis
- mata pisau pahat
- tabung tirus
- ujung per daun
- dll.
11.1.c. Ekstrusi
Prinsip ekstrusi adalah
menekan/mendesak benda dalam keadaan panas secara seragam dengan profil
tertentu, prinsip ini juga dapat menghasilkan batu bata, bata berongga, pipa
tanah, bahkan untuk membuat makaroni, profil tertentu, patron kuningan dan
kabel berselongsong timah hitam. Selain timah hitam, timah putih dan aluminium,
maka benda awal dipanaskan lebih dulu.
Macam-macam ekstrusi:
- Ekstrusi Langsung
- Ekstrusi Tak Langsung
- Ekstrusi Impak: prinsipnya adalah pengerjaan dingin,
dimana slag ditekan dengan
gaya yang
besar,
sehingga slag terdorong keatas dan ke sekeliling die, biasanya untuk
membuat tabung
berdinding tipis. Namun untuk
dinding tebal, maka slag harus dipanaskan terlebih dahulu.
11.1.d. Pembuatan Pipa Dan
Tabung
Pembuatan pipa dan tabung,
dapat dilakukan dengan pengelasan tumpu atau pengelasan listrik, untuk itu
masalah ini akan dijelaskan pada BAB PENGELASAN tersendiri.
11.1.e. Penarikan
Proses penarikan biasanya
digunakan, bila benda tidak dapat dibuat dengan mesin rol tanpa kampuh, seperti
terlihat pada gambar dibawah ini.
Dalam hal ini, bloom yang
dipanaskan pada suhu tempa nya dipasangkan pada mesin pres vertikal oleh alat
pelubang tembus, bloom tersebut dibentuk menjadi benda tempa berongga dengan
alas tertutup. Benda tempa dipanaskan dan diletakkan kembali pada mesin pres
dengan die dimana diameternya akan semakin kecil. Untuk silinder tipis atau
tabung, pemanasan dan penarikan perlu dilakukan beberapa kali. Umum nya bila
membuat pipa, maka ujung yang tertutup harus dipotong dan di rol kembali untuk
mendapatkan ukuran dan penyelesaian yang tepat
11.1.f. Pemutaran Panas
Proses ini dilakukan untuk
membentuk plat bulat yang tebal atau besar atau untuk mengecilkan atau menutup
ujung dari pipa. Benda kerja dipasangkan pada semacam mesin bubut (turning
machine), kemudian diputar dengan cepat. Pembentukan dilakukan dengan cara
menekankan alat yang tumpul atau rol tekan langsung pada permukaan benda kerja
yang berputar tersebut. Akibat gesekan, logam akan panas sehingga mengalami
deformasi plastis, bentuk sesuai dengan mandril nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
buat temen-temen makasih udah buka blog ku... semoga bermanfaat.
dengan penuh kekurangan kami mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang pantas.